1076271
Perempuan Melayu yang tak pernah layu : antologi puisi / penulis, Suryatati A. Manan, A. Badri AQ. T, Ahmadun Yosi Herfanda, Anwar Putra Bayu, Asrizal Nur, Bambang Widiatmoko, Chavchay Shaifullah, D. Kemalawati, Dimas Arika Miharja, Dyah Setyawati, Firdaus H.N., Jamal D. Rahman, Karmila Sapar, Kunni Masrohanti, Lili Taswa, M. Raudah Jambak, Nurhayat Arif Permana, Rohana Din, Sartika Sari, Sihar Ramses, Yurnaldi, Maya Suryanti, Cory Primaturia, Kadariah A. Manan, Muhammad Faisal Akbar, Bella Arimbi Putri, Pak Mamik, Tusiran Suseno, P. Muhammad Ali, Hoesnizar Hood, Lawen Jenewal, Andre, Rinto Situmorang, Endang S. Hj. Emy tafruddin, Fakhriansyah, Elvi Arianti, Tsi Taura, Hj. Weni Lis Darmansyah, Papa Raja, Bambang Yunianto, Netty Irawaty, P. Simanjuntak, Mohammad Ilahi, Wan Ratri, Wan Ratri, ; editor, A. Badri AQT
|
Judul Seri
|
:
|
|
Judul Asli
|
:
|
|
Isi
|
:
|
Akulah pantun di layar kaca itu – Kaktus – Kembalikan aku pada waktu itu – Hujan belum juga reda - Kerudung biru – Catatan kehadiran – Makna sebuah sentuhan – Tarian pagi hari – Menanam sajak – Penyebrangan – Raja Ali Haji – Mendahului matahari - Perempuan dari Kota Gurindam – Perigi – Menanti perempuan perkasa – Bilang kepada Emak - Kaulah dedaunan itu – Negeri pantun – Ibu – Kelelawar bersayap merpati – Rumah pantun - Ziarah kata – Baiduri – Senandung semenanjung – Pantun melantun - Suryatati – Pertemuan di Tanjungpinang -- Perpisahan di Tanjungpinang – Siang di Tanjungpinang – Malam Tanjungpinang - Perempuan penghulu – Kaetika Kartini berkunjung ke Aceh – Malam makrifat – Mata cinta – Maaf - Perempuan Melayu tak pernah layu – Sajak bagi lascar wanita – Negeri pantun – Anjung cahaya – Dinding waktu - Selendang mayang Tanjungpinang – Anak--anak merajut puisi dari sobekan luka ibunya – Prasasti terbelah – Air mata di senja jelita – Kenduri rindu - Perempuan Melayu pertama – Perahu Melayu - Gurindam Hira – Kelak angina mengantarkanku pada pecahan langit – Aku takkan mencarimu lagi – Merendam api di laut - Melayu perempuan – DI Kota Tanjungpinang -Senyum gurindam – Ruang tunggu – Menyapa pergi – Rekaat terakhir - Perempuan Melayu – Sajak buat Ibu Suryatatu A. Manan – Selamat pagi anak pantai – Surat untuk Dzaki - Sebab aku SUryatati – Bukan karena, tetapi – Syair do’a Suryatati – Bunga--bunga untukmu - Hikayat negeri bertuah – Surat untuk perempuan Melayu – Pada nibung dan pinang – Sajak buah pinang -Bersamau – Penghujung destinasi – Rindu menggumul gelombang - Tanjung Pinang – Di sebuah sisi yang sering terlewatkan – Ketika pertemuan itu di dadaku kata-kata telah membangun istananya sendiri – Pamitan Malam – Tanah puisi - Syair dedaun – Biarkanlah – Sajak pulang -Terkenang anak-anak Melayu – Dalam pantunnya masih kukenang – Sudah Melayu, Tuhan pun tahu - Sepotong do’a untuk mama-- Emak – Kupu—kupu -My mayor -Adikku yang paling kusayangi -Sang wanita Melayu -Pemimpin wanita-Teruntuk besanku-Balasan Surat untuk cucu-Dare telok kereteng-Karena aku perempuan-Penyair perempuan-Ratu di tengah kota-Semua tentang masa lalu - Jika Bupati di kampungku Suryatati A. Manan -Do’a buat ibu -Untukmu Srikandiku -Cik Puan – Doa malam Ibu -Ketegaran hati Bunda – Surat untuk Bunda -Kado untuk Bunda -Aku dan dia -Suryaku -Bersamamu Ibu -Ibu Walikota -Majulah pemenang -Permintaan seorang anak - Buah hati – Perempuan
|
Jenis Bahan
|
:
|
Monograf (teks) (volume)
|
Kreator
|
:
|
Suryatati A. Manan ((penulis) -) - (Wartawan di negeri antah berantah - Kok bisa ? - Kuatkan hatimu - Janda) Badri AQ. T, A. ((penulis-editor) -) - (Akulah pantun di layar kaca itu – Kaktus – Kembalikan aku pada waktu itu – Hujan belum juga reda) Ahmadun Yosi Herfanda ((penulis) -) - (Kerudung biru – Catatan kehadiran – Makna sebuah sentuhan – Tarian pagi hari – Menanam sajak – Penyebrangan – Raja Ali Haji – Mendahului matahari) Anwar Putra Bayu ((penulis) -) - (Perempuan dari Kota Gurindam – Perigi – Menanti perempuan perkasa – Bilang kepada Emak) Asrizal Nur ((penulis) -) - (Kaulah dedaunan itu – Negeri pantun – Ibu – Kelelawar bersayap merpati – Rumah pantun) Bambang Widiatmoko ((penulis) -) - (Ziarah kata – Baiduri – Senandung semenanjung – Pantun melantun) Chavchay Shaifullah ((penulis) -) - (Suryatati – Pertemuan di Tanjungpinang - Perpisahan di Tanjungpinang – Siang di Tanjungpinang – Malam Tanjungpinang) Kemalawati, D. ((penulis) -) - (Perempuan penghulu – Kaetika Kartini berkunjung ke Aceh – Malam makrifat – Mata cinta - Maaf) Dimas Arika Miharja ((penulis) -) - (Perempuan Melayu tak pernah layu – Sajak bagi lascar wanita – Negeri pantun – Anjung cahaya – Dinding waktu) Dyah Setyawati ((penulis) -) - (Selendang mayang Tanjungpinang – Anak-anak merajut puisi dari sobekan luka ibunya – Prasasti terbelah – Air mata di senja jelita – Kenduri rindu) Firdaus H.N. ((penulis) -) - (Perempuan Melayu pertama – Perahu Melayu) Jamal D. Rahman ((penulis) -) - (Gurindam Hira – Kelak angina mengantarkanku pada pecahan langit – Aku takkan mencarimu lagi – Merendam api di laut) Karmila Sapar ((penulis) -) - (Melayu perempuan – Di Kota Tanjungpinang) Kunni Masrohanti ((penulis) -) - (Senyum gurindam – Ruang tunggu – Menyapa pergi – Rekaat terakhir) Lili Taswa ((penulis) -) - (Perempuan Melayu – Sajak buat Ibu Suryatatu A. Manan – Selamat pagi anak pantai – Surat untuk Dzaki) Raudah Jambak, M. ((penulis) -) - (Sebab aku SUryatati – Bukan karena, tetapi – Syair do’a Suryatati – Bunga-bunga untukmu) Nurhayat Arif Permana ((penulis) -) - (Hikayat negeri bertuah – Surat untuk perempuan Melayu – Pada nibung dan pinang – Sajak buah pinang) Rohana Din ((penulis) -) - (Bersamau – Penghujung destinasi – Rindu menggumul gelombang) Sartika Sari ((penulis) -) - (Tanjung Pinang – Di sebuah sisi yang sering terlewatkan – Ketika pertemuan itu di dadaku kata-kata telah membangun istananya sendiri – Pamitan Malam – Tanah puisi) Sihar Ramses ((penulis) -) - (Syair dedaun – Biarkanlah – Sajak pulang) Yurnaldi ((penulis) -) - (Terkenang anak-anak Melayu – Dalam pantunnya masih kukenang – Sudah Melayu, Tuhan pun tahu) Maya Suryanti ((penulis) -) - (Sepotong do’a untuk mama- Emak – Kupu-kupu) Cory Primaturia ((penulis) -) - (My mayor) Kadariah A. Manan ((penulis) -) - (Adikku yang paling kusayangi) Muhammad Faisal Akbar ((penulis) -) - (Sang wanita Melayu) Bella Arimbi Putri ((penulis) -) - (Pemimpin wanita) Pak Mamik ((penulis) -) - (Teruntuk besanku) Tusiran Suseno ((penulis) -) - (Balasan Surat untuk cucu) Muhammad Ali, P. ((penulis) -) - (Dare telok kereteng) Hoesnizar Hood ((penulis) -) - (Karena aku perempuan) Lawen Jenewal ((penulis) -) - (Penyair perempuan) Andre ((penulis) -) - (Ratu di tengah kota) Situmorang, Rinto ((penulis) -) - (Semua tentang masa lalu - Jika Bupati di kampungku Suryatati A. Manan) Endang S. ((penulis) -) - (Do’a buat ibu) Emy Tafruddin, Hajjah ((penulis) -) - (Untukmu Srikandiku) Fakhriansyah ((penulis) -) - (Cik Puan – Doa malam Ibu) Elvi Arianti ((penulis) -) - (Ketegaran hati Bunda – Surat untuk Bunda) Tsi Taura ((penulis) -) - (Kado untuk Bunda) Weni Lis Darmansyah, Hajjah ((penulis) -) - (Aku dan dia) Papa Raja ((penulis) -) - (Suryaku) Bambang Yunianto ((penulis) -) - (Bersamamu Ibu) Netty Irawaty ((penulis) -) - (Ibu Walikota) Simanjuntak, P. ((penulis) -) - (Majulah pemenang) Mohammad Ilahi ((penulis) -) - (Permintaan seorang anak) Wan Ratri ((penulis) -) - (Buah hati - Perempuan)
|
Penerbitan
|
:
|
Yayasan Panggung Melayu
|
No. Panggil
|
:
|
899.221 1 SUR p
|
Konten Digital
|
:
|
Tidak Tersedia
|
Ketersediaan
|
:
|
1 dari 1 Item
|
|
|
|
|