Abstrak |
Proses beragama seseorang dimulai dari interpretasi, kemudian internalisasi dan dilanjutkan dengan eksternalisasi. Renungan keagamaan merupakan proses interpretasi seseorang terhadap ajaran dan nilai-nilai agama yang terkandung dalam kitab suci dan sunnah/hadits Nabi saw. Sedangkan zikir kontekstual merupakan upaya internalisasi dari hasil interpretasi, sehingga ajaran dan nilai agama tidak hanya berada di otak atau akal pikirannya, tetapi sekaligus merasuk ke dalam qalbu, yang pada gilirannya diartikulasikan dan diekspresikan dalam sikap dan perilaku beragama, baik mpada ranah personal, komunal, sosial atau publik maupun ranah negara dan ranah global, sebagai perwujudan dari proses eksternalisasi. Membaca buku ini insya Allah dapat membangun sikap dan perilaku keberagaman yang rahmatan lil-alamin yang diperlukan di tengah masyarakat yang plural dan multikultural. Mengapa perlu pengembangan pendidikan agama Islam di sekolah atau di perguruan tinggi? Perlu di ingat bahwa pendidikan agama hanya dua sampai tujuh jam pelajaran per minggu walaupun demikian ini merupakan for pendidikan / kurikulum. Orang tua memiliki hak free Rogatis untuk membeli sekolah bagi anak anaknya. Sekolah yang berkualitas semakin cari dan yang mutunya rendah akan ditinggalkan ini hampir di setiap kota di Indonesia. Pendidikan agama Islam pada dasarnya merupakan upaya normatif (sesuai dengan ajaran, nilai nilai dan norma norma Islam) untuk menolong / membantu proses perkembangan ke beragama An seseorang sebagai manusia dan / atau keberagaman satuan sosial sebagai kehidupan masyarakat ke tingkat keberagaman yang lebih tinggi, baik dan benar. Karena pada manusia itu ada potensi yang dikembangkan untuk menjadi manusia, maka untuk membantu / menolong seseorang manusia dengan baik Pendidik harus memahami konsep atau hakikat manusia filsafat pendidikan Islam, mengetahui potensi potensi manusia (psikologi), manusia sebagai anggota masyarakat atau sosiologi dan seterusnya. di Era Globalisasi ini sekolah sekolah yang bermutu dan memberi muatan agama lebih banyak ternyata menjadi pilihan pertama bagi pendidikan keagamaan tersebut untuk menangkal pengaruh negatif daerah Globalisasi. Selama ini banyak orang mempersepsi lihat dari dimensi yang tampak, bisa diukur dan dikuantifikasikan, , terutama perolehan nilai dan kondisi sekolah. Padahal ada dimensi lain yaitu Sof yang mencakup nilai nilai, keyakinan, budaya dan norma perilaku yang disebut sebagai the shion lebih berpengaruh terhadap kinerja individu dan organisasi sekolah hingga menjadi unggul. |