Sampul
Cite This                Tampung       
Jenis Bahan Monograf
Judul Jenderal M. Jusuf : Panglima para prajurit / Atmadji Sumarkidjo
Judul Asli
Judul Seragam
Pengarang Atmadji Sumarkidjo (penulis)
Edisi
Pernyataan Seri
Penerbitan Jakarta : Kata Hasta Pustaka, 2006
Deskripsi Fisik xxx, 458 halaman : ilustrasi ; 24 cm.
Jenis Isi teks
Jenis Media tanpa perantara
Jenis Wadah volume
Informasi Teknis
ISBN 979-99473-7-5
ISSN
ISMN
Subjek Jusuf, M -- 1928-2004 -- (Muhammad),
Indonesia -- Politik dan pemerintahan
Abstrak Karir panjang M. Jusuf di bidang militer seperti para old soldiers yang lain, dimulai pada saat revolusi 1945. Adalah Andi Mattalatta yang mengangkat Jusuf menjadi Kapten TRI dan kemudian memerintahkan Jusuf agar kembali ke Sulawesi dengan sejumlah pasukan untuk memperjuangkan kemerdekaan RI di sana. Tetapi dalam perjalanan naik perahu phinisi, mereka kepergok patroli Belanda dan dibawa ke Surabaya. Walaupun sudah mengaku sebagai "pelajar" tetapi Jusuf dan beberapa orang muda lainnya tetap ditahan di penjara Kalisosok, Surabaya. Jusuf pernah pula menjadi ajudan Letkol Kahar Muzakkar di Yogyakarta. Pada akhir Desember 1949. Letkol A.J. Mokoginta meminta kepada Komandan Resimen Hasanuddin Mayor Andi Mattalatta agar ia diberi sejumlah perwira untuk dididik menjadi perwira CPM (Corps Polisi Militer) selama tiga bulan. Di antara yang diperintahkan untuk masuk pendidikan CPM di Cimahi adalah Kapten Andi Jusuf, Kapten Haerudin Tasning dan Kapten Maulwi Saelan. Dua perwira yang belakangan disebut tetap berdinas di CPM, sementara Jusuf kemudian sekali kembali menjadi seorang perwira infanteri. Dalam jabatan dan pangkat Kapten CPM, Jusuf dan Saelan ditugaskan ke Bali untuk duduk dalam staf Komisi Militer untuk Indonesia Timur. Pada bulan April 1950, M. Jusuf ditunjuk menjadi Ajudan Panglima TT VII Kolonel A.E. Kawilarang di "betulan". Dalam penugasan inilah Jusuf ikut Makassar. Sebetulnya itu awal dari karir kemiliteran yang penumpasan pemberontakan RMS bersama bosnya yaitu Kolonel Kawilarang di Pulau Seram. Jusuf Jusuf dalam operasi senang mengenang era itu, karena punya hubungan dan pertemanan yang baik dengan Letkol Slamet Ryadi yang gugur di Ambon pada masa itu. Selesai dengan jabatannya itu. Jusuf lalu mendapat penugasan untuk menjadi Kepala Staf RI (Resimen Infanteri) 24 di Manado dan barulah ia ditugaskan di Makassar kembali. Jabatannya adalah Asisten II (Operasi) pada Staf TT VII. Pada tahun 1955, Jusuf dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti Infantery Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia. Wing terjunnya diperoleh ketika ia bersekolah di sana dengan mengikuti Airborne Course yang tujuannya adalah mendidik perwira-perwira di bidang operasi lintas udara: padahal pada tahun 1950, Jusuf dengan pangkat Kapten sudah mengikuti Sekolah Staf dan Komando (SSKAD) di Bandung. Ketika kembali ke Makassar satu tahun kemudian, M. Jusuf diangkat sebagai Kepala KRU (Komando Reserve Umum) dengan pangkat Mayor. Karir militer Jusuf selanjutnya naik secara perlahan seperti dituturkan dalam bab terdahulu, kebanyakan dalam aroma yang berbau intrik dan politik di wilayah Sulawesi Selatan. Seandainya Jusuf tidak ditarik oleh Bung Karno untuk menjadi menteri di Jakarta, apakah karirnya hanya berhenti hingga jabatan Pangdam XIV/Hasanuddin? Seperti diketahui jabatan panglima di luar Jawa ketika itu adalah jabatan "kelas dua" karena pangkatnya tidak akan lebih tinggi dari Brigjen. Tetapi mengingat keberhasilannya memulihkan keamanan di Sulawesi Selatan, dan juga mengingat hubungan baiknya dengan Letjen Achmad Yani (Men/Pangad), maka kemungkinan besar Jusuf akan terus berkembang karirnya di Jakarta dalam jabatan yang lain dan pangkat yang lebih tinggi. Menurut cerita yang diperoleh M. Jusuf Kalla, Men/Pangad Ahmad Yani ketika itu malah sudah siap menugaskan Jusuf untuk posisi yang bagus di Jakarta, tetapi tidak jadi karena Presiden sudah terlebih dahulu menugaskan Jusuf untuk menjadi Menteri, dan itu juga didukung oleh Achmad Yani. Karir militer profesional M. Jusuf memang terhenti di jabatan Pangdam Hasanuddin. Setelah 13 tahun tidak memepergunakan seragam militer pada tahun 1978 Jusuf diangkat untuk menduduki jabatan sebagai Panglima ABRI sekaligus Menteri Pertahanan dan Keamanan.
Catatan Buku ini dilengkapi foto-foto dokumentasi dari Media Suara Pembaharuan, Kompas, Buku 50 tahun ABRI dan dokumen pribadi
Indeks
Bibliografi : hlm.449-451
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Bukan fiksi
Target Pembaca Umum
Lokasi Akses Online
 
 

Karya Terkait

  • Revolusi damai : rekaman kemelut di Filipina / oleh Kustigar Nadeak dan Atmadji
  • Pengaruh Islam yang tercemin dalam beberapa naskah Melayu / oleh Jumsari Jusuf
  • Gambaran hematokrit, therombosit dan plasma protein pada penderita demam berdarah dengue / Dwi Atmadji Soejoso
  • Perempuan-perempuan perawat kenangan / Tiara Sari ; Editor Fararahnanda
  • Paket menu komplet 30 hari/ Anggraini Citra Kusuma
  • Membangun Indonesia yang aman, adil, dan sejahtera / Susilo Bambang Yudhoyono dan M. Jusuf Kalla
  • Revolusi damai : rekaman kemelut di Filipina / oleh Kustigar Nadeak dan Atmadji
  • Serah terima jabatan Menteri Perindustrian dari M. Jusuf kepada Ir. AR. Soehoed bertempat di Departemen Perindustrian tanggal 31 Maret 1978 [gambar]
  • Membangun Indonesia yang aman, adil dan sejahtera : visi, misi dan program / Susilo Bambang Yudhoyono, M. Yusuf Kalla
  • Indonesia baru dan tantangan TNI : pemikiran masa depan / Agus Wirahadikusumah ... [et al.] ; penyunting, Atmadji Sumarkidjo, Stella Warouw, Iswanti