Catatan |
Perkembangan ilmu mengenai kandungan pada kacang non kedelai yang diminati masyarakat. sehingga diperlukan referensi untuk meningkatkan pemahaman mengenai potensi kacang non kedelai yang telah dilakukan pengolahan, salah satunya berbentuk tempe. Buku ini memfokuskan bahasan terkait potensi kacang lokal di Indonesia dan kandungan serta manfaat dari tempe kacang non kedelai. Terdapat 5 bab dalam buku ini. Bab 1 tentang pengetahuan umum tentang tempe. Tempe, merupakan bahan pangan yang sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Seiring berjalannya waktu pula, muncul berbagai kreasi dalam mengolah tempe, mulai dari yang sederhana seperti dikukus, direbus, atau digoreng, hingga disajikan layaknya makanan eksklusif seperti menjadi burger tempe, steak tempe, dan lain-lain. Kini tempe menjadi salah satu alternatif bagi vegetarian dan vegan dalam memenuhi kebutuhan protein dan dapat menjadi substitusi dari protein hewani dalam berbagai produk makanan. Bab 2 mengenai potensi kacang lokal sebagai bahan baku tempe. Pemanfaatan kacang lokal dapat mendorong timbulnya diversifikasi pangan sehingga dapat meningkatkan keberagaman sumber protein nabati yang dapat dikonsumsi masyarakat serta dapat meningkatkan nilai jual dan pemanfaatan dari kacang lokal itu sendiri. Saat ini jenis kacang yang sering ditanam dan dibudidayakan adalah kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang tanah. Kacang-kacang tersebut memang sangat familiar bagi masyarakat untuk dikonsumsi sebagai cemilan atau menjadi bahan bumbu masakan dan makanan. Jenis kacang lokal yang juga biasanya dibudidayakan di wilayah- wilayah tertentu di Indonesia biasanya adalah kacang kecipir, kacang gude, kacang tunggak, kacang jogo/kacang merah, kacang komak, dan kacang koro. Kacang-kacang ini memiliki nilai gizi terutama protein yang tidak kalah dengan kacang yang sudah umum dibudidayakan, namun masih belum dimanfaatkan secara luas. Bab 3 mengenai potensi non kacang pada tempe. Salah satu contohnya seperti tempe dari jagung. daun singkong, dan daun pepaya. Bab 4 mengenai proses fermentasi pada tempe. Zat gizi dalam tempe lebih mudah diserap, dicerna, dan dimanfaatkan oleh tubuh akibat proses fermentasi yang melibatkan penguraian zat-zat gizi makromolekul oleh enzim ragi aktif, seperotein, lemak, dan karbohidrat yang menghasilkan senyawa sederhana. Serta bab 5 mengenalnfaat fungsional tempe. Tempe adalah hasil proses fermentasi menggunakan kapang yang dapat meningkatkan nilai gizi dibandingkan dengan kedelai. Pengawetan dengan proses fermentasi melalui kegiatan mikroorganisme yang berperan dan diharapkan menghambat adanya kontaminas Fermentasi dapat memperbaiki cita rasa, fermentasi juga dapat menghilangkan zat anti gizi, yaitu asam fitat, goitrogens, gisopol. Serta penjelasan manfaat tempe pada penyakit degeneratif dan sebagai antioksidan. Diharapkan pembahasan dalam Buku Potensi Tempe Non Kedelai dapat membantu memudahkan pembaca dalam menjawab pertanyaan mendasar tentang potensi dan manfaat dari tempe non kedelai baik dari bahan baku kacang lokal maupun non kacang.
|