Abstrak |
"Berislam secara Kaffah: Berakal, Berakhlak, Berbudaya" menggambarkan perjalanan identitas Sarjoko yang unik melalui tiga fase hidupnya. Sebagai santri-tradisional, ia mencari esensi Islam dalam pemahaman fikih tradisional. Transisi ke fase modern-rasional tercermin dalam pencariannya akan pendidikan modern dan menyerap intelektualitas Barat. Selanjutnya, sebagai warga dunia-internet, Sarjoko berdialektika dengan ekosistem digital, menjadi cotizen yang waspada. Buku ini membagi perjalanan Sarjoko menjadi bab-bab yang mencerminkan periode kemanusiaannya: masa pesantren, eksplorasi literatur berbahasa Inggris, hingga meleburkan beragam pengalaman kebudayaan. Sebuah karya yang menyentuh, mencerahkan, dan mengajak pembaca merenungi perjalanan spiritual dan intelektual seorang Sarjoko. |