Jenis Bahan |
Monograf |
Judul |
Kiat sukses hancur lebur/ Martin Suryajaya ; penyunting, Yusi Avianto Pareanom |
Judul Asli |
|
Judul Seragam |
|
Pengarang |
Martin Suryajaya (pengarang) Yusi Avianto Pareanom (penyunting)
|
Edisi |
Cetakan kedua, Januari 2017 Cetakan ketiga, Desember 2020 Cetakan pertama, Agustus 2016 |
Pernyataan Seri |
|
Penerbitan |
Depok : Banana, 2020
|
Deskripsi Fisik |
216 halaman : ilustrasi ; 20 cm
|
Jenis Isi |
teks
|
Jenis Media |
tanpa perantara
|
Jenis Wadah |
volume
|
Informasi Teknis |
|
ISBN |
978-979-107954-9
|
ISSN |
|
ISMN |
|
Subjek |
Fiksi sains
|
Abstrak |
“Percayakah kamu kalau kubilang saat ini pukul empat sore di matahari?” Pada tahun 2019, Seorang kritikus bernama Andi Lukito menerima naskah Kiat Sukses Hancur lebur. Naskah semacam novel itu karya Anto Labil, S.Fil. Salah seorang anggota “tujuh pendekar kere”, sebuah persekutuan sastra radikal decade 90-an yang aktif di Kota Semarang. Naskah yang ditulis dengan gaya bahasa seorang pemabuk yang hampir pingsan itu membuat Andi merasa tidak pernah cukup meneguk zat asam saat menyuntingnya. Dengan simpati yang meluap-luap Anto Labil membabarkan sekian perkara. Apa itu business, kegunaan manajemen bisnis, dasar-dasar akuntansi garda depan. Pemrograman komputer sepuluh jari, kisi-kisi ujian masuk CPNS. Etika hidup (dan bunuh diri yang baik) di apartemen, dan masih banyak lagi. Di satu bagian, Anto bercerita bagaimana penampakan lele di Sendangmulyo mengilhami lahirnya lagu legendaris “Perdamaian” dari grup kasidah Nasida Ria Safari. |
Catatan |
Bibliografi : halaman 213-215
|
Bahasa |
Indonesia |
Bentuk Karya |
Bukan fiksi |
Target Pembaca |
Umum |
Lokasi Akses Online |
|