Sampul
Cite This                Tampung       
Jenis Bahan Rekaman Suara
Judul O.M. / Mooner
Judul Asli
Judul Seragam
Pengarang Mooner (grup musik), (vokalis,) (pemain gitar,) (pemain bass,) (pemain drum,) (pemain sitar,) (pemain perkusi,) (pemain suling sunda)
Marshella Safira (vokalis)
Absar Lebeh (Pemian gitar) (vokalis)
Rekti Yoewono (pemain bass)
Pratama Kusuma (pemain drum)
Dr. Ashrii (pemain sitar) (pemain perkusi)
Fariz Alwan (pemain suling sunda)
Edisi
Pernyataan Seri
Penerbitan Bandung : Bhang Records, 2019.
© 2019 Outer Battery Records
Deskripsi Fisik 1 piringan hitam : analog, 33 1/3 rpm, stereo ; 12 inci
Jenis Isi musik yang dipertunjukan
Jenis Media audio
Jenis Wadah cakram audio
Informasi Teknis
ISBN
ISSN
ISMN
Subjek Musik rock - Indonesia
Abstrak Mooner, di lain pihak adalah seri petualangan rock Rekti yang menarik. Seperti ada upaya-upaya ingin mengenang kembali energi di Visible Idea The SIGIT dengan ide-ide liar dari segala lini, baik penulisan lirik dan aransemen serta eksplorasi sound yang liar. Hal ini yang mungkin tak akan bisa diterima oleh The SIGIT sudah sebegitu ajegnya. Dari lirik misalnya, tak terpikirkan bahwa Rekti akan menulis dan menyanyikan lirik bahasa Indonesia karena cap bule yang sudah melekat di dirinya. Untuk itulah ia memiliki Shella yang menjadi corong lirik di band ini. Dari departemen gitar, Absar Lebeh punya karakter ‘kocokan’ dan ‘lick-lick’ berbeda dengan gitaris Fahri Icksan. Ini mengapa Rekti, lebih membebaskan Absar mengatur riff-riff yang ada sehingga lagu seperti “Gasang” bisa terdengar berbeda, Rekti pun bebas meliuk-liukan bassnya sebegitu enaknya, hingga lagu ini adalah sebuah lagu keren dari Mooner, meskipun bisa saja akan biasa saja jika ini masuk salah satu tracklist The SIGIT. Ambil saja “Lamun Ombak”, kentara sekali bahwa lagu ini mungkin bukan sesuatu yang bisa diterima The SIGIT. Bagaimana mungkin sebuah lagu punya ‘kamar-kamar’ yang sebegitu kompleks. Atau “Umara” yang menyajikan perubahan mood yang sebegitu slebornya yang kalau dipikir-pikir bagaimana mungkin kocokan rock 6 menit yang cepat tiba-tiba di menit ke-2 bisa mendadak ‘loncat jurang’ menjadi balada yang sedih? Sebuah pertanyaan komposisi yang mungkin saja bisa ditolak Farri. Ini sama halnya dengan “Renjana”, nomor favorit saya di album kedua ini yang malah terdengar sangat feminim untuk menjadi sebuah komposisi rock yang cadas. Satu-satunya kekurangan dari album kedua ini adalah absennya atraksi vokal Shella seperti yang dilakukannya album pertama lewat komposisi seperti “Ingkat” atau “Buruh/Pemburu”. Seharusnya saya bisa mendengar Shella yang melengking ala Suzy Quatro atau Grace Slick ketimbang mendesah yang rawan kabur sedikit karena tertimbun musik. Namun di luar itu, lewat semua eksplorasi juga hadirnya Shella, Mooner (jangan-jangan) sangat bisa mendapatkan fans rock perempuan ketimbang The SIGIT. [ wikipedia]
Catatan Judul diambil dari kemasan
Isi : Side A : 1. Indo -- 2. Kelana -- 3. Menenggala -- 4. Gasang -- 5. Kama -- 6. Aram ; Side B : 7. Renjana -- 8. Bahala -- 9. Ilat -- 10. Lamun Ombak -- 11. Umara
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Tidak ada kode yang sesuai
Target Pembaca Umum
Lokasi Akses Online
 
 

Karya Terkait

  • Tabiat / Mooner
  • Day by day / Mocca
  • Day by day / Mocca
  • Samara / Syarikat Idola Remaja
  • Ropea / Parahyena
  • Dialog / Element
  • Slow rock collection
  • Yellow house / Grizzly Bear
  • Antics / Interpol
  • Tak seimbang / Iwan Fals