Jenis Bahan |
Monograf |
Judul |
Inventarisasi karya budaya kesenian Genggong di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali / IB. Sugianto, I Wayan Suca Sumadi, Dwi Bambang Santosa ; Desain cover : Winengku Nugroho ; Layout & setting, Safitriyani |
Judul Asli |
|
Judul Seragam |
|
Pengarang |
Sugianto, IB (penulis) Sumadi, I Wayan Suca (penulis) Dwi Bambang Santosa (penulis) Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Kebudayaan. Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali.
|
Edisi |
Cetakan Pertama, 2019 |
Pernyataan Seri |
|
Penerbitan |
Yogyakarta : Kepel Press, 2019
|
Deskripsi Fisik |
xii, 128 halaman : ilustrasi ; 20 cm
|
Jenis Isi |
teks
|
Jenis Media |
tanpa perantara
|
Jenis Wadah |
volume
|
Informasi Teknis |
|
ISBN |
978-602-356-264-0
|
ISSN |
|
ISMN |
|
Subjek |
Musik tradisional Kesenian dan masyarakat Kebudayaan Bali Musik, Instrumen
|
Abstrak |
Genggong dibuat dari bahan yang sederhana, yakni dari pelepah enau atau masyarakat Bali mengenalnya dengan pugpug dan diolah sedemikian rupa dengan peralatan yang sederhana pula. Peralatan yang diperlukan diantaranya gergaji, pisau/mutik, potongan bamboo, benang kasur, alat pahat. Pelepah enau yang telah dipotong kemudian diproses untuk dikeringkan dan setelahnya dibentuk menjadi sebuah alat music Genggong. DIlihat dari proses pengolahan bahan baku hingga menjadi sebuah alat musik, prosesnya tergolong sederhana dan siapa pun bisa melakukannya, namun satu hal yang membutuhkan keahlian adalah saat menyetel suara Genggong sehingga menghasilkan suara sesuai dengan nada yang dibutuhkan. Adapun teknik memainkan Genggong adalah dengan Mentil yakni suatu teknik untuk menggetarkan Genggong dengan jalan menarik-narik katik Genggong dan dalam memainkannyapun harus ditopang dengan sikap tubuh yang baik. Diantaranya duduk bersila dengan badan tegap sehingga mampu mengatur nafas dengan baik serta cara memegang Genggong dengan benar pula. Dalam perkembangannya kesenian Genggong dipadukan dengan alat musik lainnya, diantaranya dengan menggunakan seruling, rebab, ceng-ceng, klenong, embung, dan sebagainya. |
Catatan |
Di Bawah judul sampul : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Kebudayaan. Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali. Bibliografi : halaman 113-115
|
Bahasa |
Indonesia |
Bentuk Karya |
Bukan fiksi |
Target Pembaca |
Umum |
Lokasi Akses Online |
|