Abstrak |
Kita perlu angkat tangan, menginterupsi modernitas dan segala atribut yang bertaut pada dirinya. Gagasan modernisme memerlukan sanggahan. Manusai menyangka hidup oleh petunjuk akal, namun bukankah atas sumbangsih akal pula manusia saling membunuh : perang nuklir, darurat ekologi, pandemic, gawat hak asasi manusia, politik yang membabi buta, konflik sektoral, pula lain sebagainya. Lex agenda, lex aseli. Setiap zaman memiliki juru bicaranya masing-masing. Itulah mengapa buku ini terselesaikan dengan penuh rasa gundah, catatan yang mengurai aneka masalah dari segala arah. Kita harus menjadi juru bicara utama pada peradaban inin. |