Sampul
Cite This                Tampung       
Jenis Bahan Monograf
Judul Pejambon 1945 : konsensus agung para peletak fondasi bangsa / oleh, Daradjadi, Osa Kurniawan Ilham ; editor, F.X Domini B.B. Hera
Judul Asli
Judul Seragam
Pengarang Daradjadi, Raden Mas, 1940- (penulis)
Osa Kurniawan Ilham (penulis)
Domini B.B. Hera, F.X (editor)
Edisi edisi pertama, 2020
Pernyataan Seri
Penerbitan Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2020
Deskripsi Fisik xiii, 384 halaman : ilustrasi ; 23 cm
Jenis Isi teks
Jenis Media tanpa perantara
Jenis Wadah volume
Informasi Teknis
ISBN 978-623-00-2017-9
ISSN
ISMN
Subjek Sejarah
Indonesia -- 1945 -- Sejarah
Abstrak Buku yang secara sederhana, tetapi tanpa mengurangi pentingnya fakta tentang perjalanan sejarah terbentuknya Republik Indonesia. Mulai dari detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia, penetapan Pancasila, hingga tokoh-tokoh yang berjuang di balik pembentukan dasar negara bangsa secara lengkap diungkap di sini. Jangan sampai bangsa ini terpecah dalam puing-puing, menjauh dari kesejahteraan, dan rasa keadilan sebagaimana yang dicita-citakan para pendirinya. Buku yang secara sederhana, tetapi tanpa mengurangi pentingnya fakta tentang perjalanan sejarah terbentuknya Republik Indonesia. Mulai dari detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia, penetapan Pancasila, hingga tokoh-tokoh yang berjuang di balik pembentukan dasar negara bangsa secara lengkap diungkap di sini. Jangan sampai bangsa ini terpecah dalam puing-puing, menjauh dari kesejahteraan, dan rasa keadilan sebagaimana yang dicita-citakan para pendirinya. Negara adalah suatu organisasi politik yang bermuka dua. Di satu pihak memiliki kewajiban untuk melindungi dan menyejahterakan rakyatnya. Di pihak lain juga mempunyai hak memaksa rakyat untuk melakukan sesuatu. Menyangkut kepentingan di atas, maka pada tanggal 28 Mei 1945, Raden Tumenggung dr. Radjiman Wedyodiningrat, ketua BPUPK (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan) mengajukan pertanyaan dasar. Melalui pidato pembukaan sidang badan tersebut, ia mempertanyakan tentang apa tujuan bangsa ini untuk mendirikan suatu negara yang merdeka dan juga apa yang akan menjadi dasarnya. Pertanyaan dr. Radjiman tersebut; yang oleh Ir. Soekarno diistilahkan sebagai Philosofische Grondslag negara yang akan didirikan; telah dijawab oleh para pendiri bangsa. Setelah melalui sidang-sidang yang melelahkan pada tanggal 28 Mei 16 Juli 1945, dilanjutkan sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 18 20 Agustus 1945 di Pejambon Jakarta, hasil perdebatan dan pergumulan batin mereka telah melahirkan suatu konsensus berupa karya agung berwujud falsafah negara Pancasila dan UUD 1945. Sekarang, Republik Indonesia, negara yang mereka dirikan tersebut masih berdiri dengan kokoh. Dalam perjalanan waktu telah dilakukan beberapa amandemen terhadap isi dari UUD 1945. Beberapa kalangan mempertanyakan apakah amandemen-amandemen terhadap isi UUD yang telah dilakukan itu sesuai dengan konsensus dari para pendiri negara. Mereka khawatir yang demikian itu pada gilirannya dapat mengancam keberadaan bangunan agung yang bernama Republik Indonesia. Namun di sisi lain, juga terasa pemahaman sejarah kelahiran Pancasila dan UUD 1945 terasa meredup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Keprihatinan terhadap hal yang demikian tersebut menggugah hati kami untuk menulis kisah sejarah tentang terbentuknya UUD 1945 dan rembug para anggota BPUPK serta PPKI tentang falsafah Pancasila. Dalam penyampaiannya kami akan menggunakan bahasa populer, jauh dari kesan text book tetapi mudah dimengerti oleh masyarakat pembaca. Namun demikian kami berusaha untuk tetap menjaga validitas data dan fakta sejarah. Apa yang ingin kami sajikan ialah tentang hal-hal dasar dan kesepakatan agung dari para pendiri negara, setelah mereka berdiskusi dan menyepakatinya sebagai konsensus. Dan karena yang menjadi sorotan adalah saat diskusi, maka menurut hemat kami vahan yang relevan untuk menjadi dasar penulisan adalah risalah rapat dari BPUPK dan PPKI. Selain dapat diketahui tentang perdebatan dan pergumulan pemikiran yang terjadi saat itu, juga dapat disimak suasana kebatinan yang meliputinya. Hal ini merupakan faktor penting apabila kita berbicara tentang suatu produk undang-undang. Mr. Soepomo, anggota BPUPK, di sela-sela sidang badan tersebut pernah mengingatkan kepada kita, Untuk mengerti sungguh-sungguh suatu UUD suatu negara, kita harus mempelajari bagaimana terjadinya teks itu, harus diketahui keterangan-keterangannya, dan harus diketahui dalam suasana apa teks itu dibikin. Oleh karena itu segala pembicaraan dalam sidang ini menjadi sangat penting, karena
Catatan Indeks
Bibliografi : halaman. 373-377
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Bukan fiksi
Target Pembaca Umum
Lokasi Akses Online
 
 

Karya Terkait

  • Geger Pacinan 1740-1743 : persekutuan Tionghoa-Jawa melawan VOC / Daradjadi ; editor, Iwan Santosa
  • Geger pacinan 1740-1743 : persekutuan Tionghoa-Jawa melawan VOC / Daradjadi, editor, Iwan Santosa
  • Antraks pada manusia 1990 / editor, Soeharyo Hadisaputro, Agus Suwito, Sutono OSA
  • Tata Buku AI : kumpulan soal-soal ujian ketrampilan/praktek Dep.P.&.K. dengan jawabannya 1972-1973 / oleh Team Pengajar Pusat Kursus-Kursus
  • Perempuan-perempuan menggugat : literasi rupa sejarah perempuan Indonesia / penulis, Esthi Susanti Hudiono, Seruni Bodjawati ; editor, FX Domini BB Hera
  • Mr. Sartono : pejuang demokrasi & bapak parlemen Indonesia / Daradjadi
  • Perang Raden Intan /Andy Wasis
  • Pengantar ilmu administrasi negara / penulis, Dr. Siti Osa Kosassy, S.Sos., M.Si.; F. Yasmeardi, S.Sos., M.M., M.Si.; Dian Rizke, S.Sos., M.Si. ; editor, Febri Wandha Putra, M.Pd.
  • Membaca sejarah Nusantara : 25 kolom sejarah Gus Dur / Abdurrahman Wahid
  • Sejarah :1. Kutho Sala ; 2. Kraton Sala ; 3. Bengawan Sala ; 4. Gunung Lawu /dening R.M.Ng. Tiknopranoto & R. Mardisuwignja