Abstrak |
Di dalam lingkungan masyarakat Jawa, berumahtangga dianggap suci dan agung. Selain sebagai tengara memasuki masyarakat luas, juga diharapkan dapat melangsungkan keturunan, bahagia, sejahtera, serta berwibawa. Oleh karena itu, sangat tinggi harapan yang dicita-citakan terbukti dari pertimbangan para seseph dalam memilih calon menantu, yakni : bibit, bebet, bobot. Meskipun zaman telah maju, pertimbangan bibit, bobot, bebet tetap bisa menjadi acuan tau tolok ukur pemilihan calon mantu. Doa dan harapan ayah-ibu, semoga anak yang hendak dinikahkan di kemudian hari hidup selamat, bahagia, sejahtera dan mulia.Hampir semua ubarampe acicara serta tata cara prosesi pengantin penuh dengan pesan, doa, kiasan perlambang puja-puji kepada Tuhan Semesta Alam. Menurut adat tata cara Jawa yang lazim, pihak penyelenggara upacara pernikahan adalah orangtua pengantin putri, sedangkan oangtua penganten pria dikatakan mengangkat/mewisuda atau ngentasaken putra membangun rumahtangga. |