Jenis Bahan |
Monograf |
Judul |
Homo sacer : kekuasaan tertinggi dan kehidupan telanjang / Giorgio Agamben : penerjemah, Stephanus Aswar Herinarko ; editor, Muhammad Ali Fakih |
Judul Asli |
Homo sacer
|
Judul Seragam |
|
Pengarang |
|
Edisi |
Cetakan pertama, Juni 2020 |
Pernyataan Seri |
|
Penerbitan |
Yogyakarta : IRCiSOD 2020
|
Deskripsi Fisik |
308 halaman : 20 cm
|
Jenis Isi |
teks
|
Jenis Media |
tanpa perantara
|
Jenis Wadah |
volume
|
Informasi Teknis |
|
ISBN |
978-623-7378-32-7
|
ISSN |
|
ISMN |
|
Subjek |
Filsafat
|
Abstrak |
Persoalan kekuasaaan tertinggi dianggap sama dengan masalah siapakah yang memegangkekuasaan tertentu dalam tatanan politik, dan karena itu, maka ambang batas tatanan politik itu tidak pernah dipertanyakan. Sekarang karena stuktur-struktur besar negara telah masuk dalam proses roboh dan keadaan darurat itu telah menjadi patokan seperti yang diramalkan oleh Walter Benjamin, maka waktunya pun sudah matang bagi kita untuk menempatkan persoalan struktur dan limit asli bentuk negara itu pada perspektif baru. Lemahnya kritik anarkis dan kritik Marxis atas negara tepatnya adalah karena dua kritik itu tidak melihat struktur tersebut dan karenanya dua kritik itu mengesampingkan arcanum imperii, seolah struktur itu memiliki substansi di luar simulakra dan di luar ideologi yang digunakan untuk membenarkan struktur itu. Dan akhirnya orangpun sekedar mendapati musuh tanpa memahami strukturnya. Dan teori negara terutama teori tentang negara eksepsi yaitu negara kediktatoran proletariat sebagai tahap transisi menuju masyarakat tanpa negara adalah karang yang mengandaskan kapal revolusi di abad kita ini.Buku ini pada mulanya dirancang untuk menjadi tanggapan bagi mistifikasi berdarah suatu tatanan tingkat dunia. |
Catatan |
indeks Terbitan California : Stanford University Press, 1998 Judul asli : Homo sacer ( sovereign power and bare life )
|
Bahasa |
Indonesia |
Bentuk Karya |
Bukan fiksi |
Target Pembaca |
Umum |
Lokasi Akses Online |
|