| Abstrak |
Hari ini seluruh umat manusia di dunia, mengalami banjir informasi. Bahkan ada yang gunakan istilah "tsunami informasi", untuk tunjukkan kedahsyatan jumlah informasi yang beredar. Jumlahnya mampu tenggelamkan rutinitas yang dihayati umat manusia 10-15 tahun sebelumnya. Hampir semua rutinitas, tanpa gawai di era sebelumnya, tergantikan oleh aktivitas berelasi digital. Di balik semua keriuhan itu, sesungguhnya Indonesia sedang masuk pada persiapan yang makin intensif, pada era yang disebut sebagai revolusi industri 4.0. Dari semua putaran revolusi industri, revolusi inilah yang bakal mengubah semua aspek kehidupan dan praktik budaya suatu bangsa. Ketika revolusi 4.0 bergulir, lewat teknologi informasi, aspek akal pikiran manusialah yang diberdayakan hingga digantikan. Perwujudannya lewat berbagai smart device, termasuk perangkat komunikasi, robot, artificial intelligent hingga 3D printing. Teknologi pada lintasan revolusi ini, bukan sekedar perangkat pendamping manusia, namun kebaradaannya juga sebagai pengganti kehadiran manusia. Seluruh aspek fisik maupun akal pikiran, sepenuhnya dapat diambil alih oleh perangkat. Kemampuan berbagai perangkat menggantikan sepenuhnya manusia inilah yang jadi pangkal persoalan di berbagai negara. Keseluruhan tulisan dalam buku ini hendak menawarkan gagasan bahwa pemanfaatan atas media komunikasi digital selalu memiliki wajah ganda. Penulis menyebutnya sebagai wilayah hitam-putih, dua sisi bersebarangan yang pilihan dan pemaknaan atasnya sangat bergantung dari manusia sebagai pengguna. |