Jenis Bahan |
Monograf |
Judul |
Letnan Koloneal Soeharto : bunga pertempuran serangan umum 1 Maret 1949 / R. Ridhani ; editor, Agus Gunaedi Pribadi |
Judul Asli |
|
Judul Seragam |
|
Pengarang |
Ridhani, R. (penulis) Agus Gunaedi Pribadi (editor)
|
Edisi |
Cetakan pertama : Maret 2010 |
Pernyataan Seri |
|
Penerbitan |
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2010
|
Deskripsi Fisik |
xvii, 253 halaman : ilustrasi, peta ; 23 cm
|
Jenis Isi |
teks
|
Jenis Media |
tanpa perantara
|
Jenis Wadah |
volume
|
Informasi Teknis |
|
ISBN |
979-416-922-6
|
ISSN |
|
ISMN |
|
Subjek |
Soeharto, -- 1921-2008 Indonesia -- 1945-1950 -- Sejarah
|
Abstrak |
Setelah Agresi Militer 1 Belanda 21 Juli 1947 yang mengingkari Persetujuan Linggarjati 15 November 1946, kembali Belanda melanggar perjanjian karena 19 Desember 1948 lakukan Agresi Militer II melupakan Persetujuan Renville 17 Januari 1948. Republik Indonesia yang baru saja menyelesaikan Pemberontakan PKI Madiun September 1948, tidak siap dengan kelicikan Belanda. Kota-kota besar dan ibukota RI Yogyakarta jatuh. Presiden dan Wapres beserta sejumlah menteri ditahan. Paling Besar Jenderal Soedirman memimpin perang gerilya. Komandan Birgade 10 wehrkreise III Letkol Soeharto yang bertanggungjawab atas ibukota menyadari suasana kebatinan rakyat. Berbekal Perintah Siasat No. 1/1948, Letkol Soeharto: "Otak saya seakan-akan berputar, cari akal bagaimana caranya untuk mengembalikan kepercayaan rakyat Yogyakarta keapda TNI. Bagaimana menyakinkan mereka bahwa TNI masih mampu mengadakan perlawanan. satu0satunya jalan adalah melakukan serangan balasan secepat mungkin ke ibukota. Dalam kesempatan ini saya menyadari bahwa Yogya adalah Ibukota Republik. Apapun yang terjadi di ibukota sangat besar pengaruhnya terhadap perlawanan di daerah lainnya, begitu pula terhadap dunia luar." |
Catatan |
Indeks Termasuk bibliografi
|
Bahasa |
Indonesia |
Bentuk Karya |
Tidak ada kode yang sesuai |
Target Pembaca |
Umum |
Lokasi Akses Online |
|