Abstrak |
Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, PKS tampil elegan dan menunjukkan kapasitas sebagai partai yang berpihak kepada kepentingan umat Islam. Betapa tidak, partai yang menguasai 11 kursi di DPRD DKI Jakarta tersebut rela tidak mencalonkan satu pun kadernya, baik sebagai calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) pada Pilkada DKI Jakarta. Padahal, banyak kader partai tersebut yang secara popularitas tak kalah dengan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Sebutlah tokoh-tokoh, seperti Tifatul Sembiring, Hidayat Nur Wahid, Sohibul Iman, Mardani Ali Siera, Rama Pratama, dan lain-lain. Bahkan, sebelum menyepakati mendukung Anies Baswedan sebagai cagub, PKS telah memilih Mardani Ali Siera yang merupakan kadernya mendampingi Sandiaga Uno. Namun, atas pertimbangan kemaslahatan umat Islam, PKS rela menarik kadernya tersebut dan mendukung Anies Baswedan yang sama sekali bukan kader PKS. Hal tersebut berbeda dengan dua pilkada DKI Jakarta yang lalu, PKS selalu memajukan kadernya untuk bertarung memperebutkan orang nomor satu di ibu kota. Pada Pilkada 2007, PKS mengusung kadernya Dani Anwar mendampingi Adang Dorojatun dan pada Pilkada 2012 mengusung Hidayat Nur Wahid menjadi cagub. |