Jenis Bahan |
Monograf |
Judul |
Maut di gunung terakhir : sembilan kisah raksasa para legenda dan pendakian terakhirnya yang berujung maut / Anton Sujarwo; penyunting, Selfietera |
Judul Asli |
|
Judul Seragam |
|
Pengarang |
Anton Sujarwo, 1986- (penulis) Selfietera (penyunting)
|
Edisi |
Cetakan pertama, Agustus 2019 |
Pernyataan Seri |
|
Penerbitan |
Yogyakarta: Phoenix Publisher, 2019
|
Deskripsi Fisik |
xxxi, 452 halaman: ilustrasi; 21 cm
|
Jenis Isi |
teks
|
Jenis Media |
tanpa perantara
|
Jenis Wadah |
volume
|
Informasi Teknis |
|
ISBN |
978-602-0713-70-0
|
ISSN |
|
ISMN |
|
Subjek |
Mendaki gunung
|
Abstrak |
Setengah dari para pendaki gunung terbaik di dunia, pada akhirnya akan tewas di atas gunung. Itu adalah ungkapan yang tepat dan tidak berlebihan. Layaknya para ksatria perang hebat yang setengah diantara mereka gugur dimedan perang, maka begitu pula dengan para pendaki gunung terbaik, banyak dari mereka yang kemudian tewas di atas gunung. Namun berbeda halnya dengan perang, bahwa yang terbunuh kadang diterjemahkan sebagai bentuk dari kekalahan. Dalam mountaineering tidak demikian, para pendaki terbaik yang tewas dan terbunuh diatas gunung, sangat tidak tepat jika dikatakan telah kalah atau tewas dengan cara yang bodoh. Mereka adalah para ksatria yang gugur dalam medan tempur mereka sendiri. Buku ini mengangkat sembilan kisah kematian diatas gunung yang dialami para legenda pendaki gunung terbaik dunia. Mulai dari Anatoli Boukreev yang dihantam longsoran di Annapurna, George Mallory yang hilang di Everest, Jerzy Kukuczka yang terjatuh di Lhotse, Wanda Rutkiewicz yang diamuk badai Kangchenjunga, Tomaz Humar yang terjebak di Langtang Lirung, Jean Lafaille yang lenyap di Makalu, dan yang lainnya. |
Catatan |
Bibliografi: halaman 426-433
|
Bahasa |
Indonesia |
Bentuk Karya |
Bukan fiksi |
Target Pembaca |
Umum |
Lokasi Akses Online |
|