Jenis Bahan |
Monograf |
Judul |
Iklim dan infrastruktur hijau perkotaan / Santi, Siti Belinda Amri, Carlina Amri |
Judul Asli |
|
Judul Seragam |
|
Pengarang |
Santi 1979- (penulis) Siti Belinda Amri 1986- (penulis) Carlina Amri 1992- (penulis)
|
Edisi |
Cetakan pertama, 2019 |
Pernyataan Seri |
|
Penerbitan |
Kendari : Universitas Halu Oleo Press, 2019
|
Deskripsi Fisik |
xv, 144 halaman : ilustrasi ; 21 cm
|
Jenis Isi |
teks
|
Jenis Media |
tanpa perantara
|
Jenis Wadah |
volume
|
Informasi Teknis |
|
ISBN |
978-602-5835-08-7
|
ISSN |
|
ISMN |
|
Subjek |
Tata kota dan daerah Arsitektur dan iklim
|
Abstrak |
Istilah “infrastruktur hijau” pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pada akhir tahun 1990-an – telah didefinisikan sebagai “jaringan yang saling berhubungan dari tanah dan air yang dilindungi yang mendukung spesies asli, mempertahankan proses ekologi alami, menopang sumber daya udara dan air dan memberikan kontribusi terhadap kesehatan dan kualitas hidup masyarakat dan rakyat Amerika” [ 8]. “Infrastruktur hijau perkotaan” adalah jaringan kawasan hijau di kota-kota. Istilah ini mengacu pada jenis infrastruktur perkotaan lainnya (misalnya, sistem jalan raya). Interpretasi infrastruktur hijau ini berkaitan dengan aplikasi perkotaan berskala halus di mana infrastruktur hibrid ruang hijau dan sistem yang dibangun direncanakan dan dirancang untuk mendukung berbagai layanan ekosistem. Telah dikemukakan bahwa perencanaan infrastruktur hijau perkotaan harus mempromosikan multifungsi dan konektivitas ruang hijau perkotaan. Ini dapat mengintegrasikan ruang hijau publik dan pribadi. Ini harus didasarkan pada visi jangka panjang dan pendekatan komunikatif dan inklusif secara sosial untuk perencanaan dan pengelolaannya. Pada tahun 2050, dua pertiga populasi dunia akan tinggal di kota. Saat ini, kota-kota di negara maju merupakan sumber utama emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu, kota perlu melakukan upaya serius untuk memitigasi perubahan iklim. Perencanaan kota dapat memainkan peran utama dalam hal ini dengan merancang kota yang kompak dan rendah tapak. Namun, perubahan iklim juga akan berdampak parah pada kota-kota, sebagian besar dengan mengintensifkan efek pulau panas, peningkatan limpasan permukaan dari badai hujan yang lebih sering dan intens, dan banjir pesisir dan sungai. Perencanaan kota akan memainkan peran penting untuk pengembangan dan implementasi strategi terpadu untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. |
Catatan |
Indeks Bibliografi ; halaman 129-137
|
Bahasa |
Indonesia |
Bentuk Karya |
Bukan fiksi |
Target Pembaca |
Umum |
Lokasi Akses Online |
|