Abstrak |
Buku ini berisi kumpulan kisah suri tauladan akhlak Rasulullah dalam menegakkan kebenaran. Rasullullah tidak pernah bertindak semena-mena untuk menegakkan kebenaran, beliau membuat orang sadar akan perilakunya yang tidak benar dengan menggunakan kesantuna bukan kekerasan. Beliau selalu mengedepankan cara bijak dan bukan cara memalukan. Apa yang dilakukan semata-mata agar umatnya selalu mengedepankan prinsip husnudzan. Bahwasanya orang yang ingin berbuat maksiat karena mereka sedang kalah oleh hawa nafsunya. Mereka sedang tidak mendapatkan hidayah dari Allah, bisa jadi ketia ia bertaubat, Allah menerima taubatnya, dan akan berakhlak lebih baik serta terhormat daripada yang menghinakannya. Berbagi hal menarik tersaji dalam buku ini untuk dipelajari. Setiap bab dari kisah tersebut akan menuntun anda menjadi pribadi yang rendah hati, menghormati orang lain, tidak mudah menyalahkan orang lain, selalu berdakwah tanpa kekerasan, berusaha menyadarkan tanpa kekerasan dan paksaan, dan senantiasa bertaubat untuk mencari ridha Allah. Salah satu kisah menarik dari buku ini adalah ketika suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!” Bayangkan apa yang anda akan katakan pada saat ada seorang anak muda, datang kepada anda dan meminta diizinkan untuk berzina? Orang-orang pun bergegas menghampiri pemuda itu dan menghardiknya. Dan mereka mengatakan, “Diam … Diam ….” Sementara Rasul malah menyuruh pemuda tersebut mendekat kepada Rasulullah dalam jarak sangat dekat kemudian Rasulullah menyuruh pemuda itu untuk duduk. Rasul bertanya seandainya hal tersebut dilakukan ibunya, saudarinya, atau bahkan bibinya, apakah pemuda tersebut mau. Dan sang pemuda menjawab tidak mau. Setelah itupun si pemuda sama sekali tidak punya keinginan lagi untuk berzina. Beginilah cara Rasulullah menghadapi seorang anak muda yang telah tertutupi akal fikirannya dengan syahwat yang menggebu-gebu. Menghidupkan logikanya yang terpuruk dan menyentuh hatinya secara berulang. Padahal Nabi bisa melakukan itu dalam satu kali nasehat. Tapi Nabi mengulangnya sampai beberapakali. |