| Jenis Bahan |
Monograf |
| Judul |
The grand old man : kisah Agus Salim & misi diplomasi pengakuan kemerdekaan RI / Haris Priyatna ; editor, Luttfi Fatahillah |
| Judul Asli |
|
| Judul Seragam |
|
| Pengarang |
Haris Priyatna, (pengarang)
Luttfi Fatahillah (editor)
|
| Edisi |
Cetakan 1 |
| Pernyataan Seri |
|
| Penerbitan |
@2017
Jakarta : Bitread Publishing, 2017
|
| Deskripsi Fisik |
183 halaman : ilustrasi ; 19 cm
|
| Jenis Isi |
teks
|
| Jenis Media |
tanpa perantara
|
| Jenis Wadah |
voiume
|
| Informasi Teknis |
|
| ISBN |
978-602-6416-41-4
|
| ISSN |
|
| ISMN |
|
| Subjek |
Fiksi sejarah
Fiksi Indonesia
|
| Abstrak |
Setiap generasi melahirkan pahlawannya sendiri. Namun tetap ada, orang-orang luar biasa yang senantiasa hidup, meski zaman silih berganti, dan kerapkali tidak disadari. Namanya terus bercahaya dan jasa-jasanya melekat di jejak-jejak sejarah. Novel ini berkisah tentang misi diplomatik pertama Republik Indonesia untuk memperoleh pengakuan atas kemerdekaannya. Adalah Mesir sebagai negara pertama yang beriktikad mengakui kemerdekaan Indonesia secara de jure. Indonesia mengutus diplomatnya, Kiayi Haji Agus Salim—seorang brilian yang terpandang dengan julukan The Grand Old Man—untuk mengawal proses diplomasi tersebut, hingga dikukuhkan melalui sebuah kerjasama bilateral antara dua negara. Agus Salim dan koleganya harus berjuang di Mesir untuk memenangkan hati Raja Farouk dan Perdana Menteri Nokrasyi agar berpihak pada bangsa Indonesia. Namun, para diplomat Belanda dan antek-anteknya yang licik tak tinggal diam. Mereka berusaha menggagalkan misi diplomatik tersebut dengan segala cara. Drama, intrik, dan pengkhianatan merintangi sepak terjang The Grand Old Man. Inilah kisah dari episode sejarah bangsa Indonesia yang takkan pernah lekang dimakan zaman. |
| Catatan |
|
| Bahasa |
Indonesia |
| Bentuk Karya |
Fiksi |
| Target Pembaca |
Umum |
| Lokasi Akses Online |
|