Jenis Bahan |
Monograf |
Judul |
Mumi dalam budaya suku Hubula : di lembah Balim kabupaten Jayawijaya / Erico Y. Kondologit, Veibe R. Assa, Windy Hapsari |
Judul Asli |
|
Judul Seragam |
|
Pengarang |
Kondologit, Erico Y., 1981- (penulis) Veibe R. Assa (penulis) Windy Hapsari (penulis)
|
Edisi |
Cetakan pertama, Desember 2017 |
Pernyataan Seri |
|
Penerbitan |
Yogyakarta : Amara Books, 2017
|
Deskripsi Fisik |
xii, 92 halaman : ilustrasi; 23 cm
|
Jenis Isi |
teks
|
Jenis Media |
tanpa perantara
|
Jenis Wadah |
volume
|
Informasi Teknis |
|
ISBN |
978-602-6525-57-4
|
ISSN |
|
ISMN |
|
Subjek |
Kebudayaan - Papua Mumi - Papua
|
Abstrak |
Mumi adalah sebuah mayat yang diawetkan, dikarenakan perlindungan dari dekomposisi oleh cara alami atau buatan, sehingga bentuk awalnya tetap terjaga. Secara umum, mumi dibagi menjadi dua kategori yang berbeda, yaitu mumi antropogenik dan mumi spontan. Mumi antropogenik adalah mumi yang sengaja diciptakan oleh orang-orang atau manusia yang masih hidup karena sejumlah alas an dan alas an yang paling umum adalah untuk tujuan kegamaan. Sedangkan mumi spontan, adalah mumi yang diciptakan secara tidak sengaja karena kondisi alam seperti panas atau dingin yang sangat kering. Di seluruh belahan dunia terdapat mumi termasuk di Indonesia yang diketahui berasal dari suku Hubula di Lembah Balim, Wamena Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua. Mumi dalam bahasa Hubula disebut Akonipuk yang artinya manusia yang dikeringkan. |
Catatan |
Bibliografi : halaman 87-89
|
Bahasa |
Indonesia |
Bentuk Karya |
Bukan fiksi |
Target Pembaca |
Umum |
Lokasi Akses Online |
|