Abstrak |
Kumpulan cerpen ini menyajikan banyak sekali konflik. Menceritakan perjalanan hidup Yusak yang pergi ke kota meninggalkan kampung halamannya demi memajukan kampungnya yang selama ini ‘tidak diperhatikan pemerintah’. Ketika sekolah di kota, ia sering diejek udik oleh teman sekolahnya, yaitu Ariel. Pada saat Yusak sudah kuliah dan menjadi aktivis. Yusak berencana “menyerang” Haji Badar, bos batubara yang ‘banyak mengakibatkan kerusakan dan merebut lahan’ yang ‘dibekingi petinggi kepolisian hingga menteri’. Akan tetapi, tidak ada teman aktivis Yusak yang berani membantunya. Konflik selanjutnya semakin berat. Yusak dijebak ketika diundang menghadap Haji Badar. Haji Badar memancing emosinya, dan ia pun tersulut emosi. Sebuah mandau kemudian diletakkan di dekat Yusak lalu tiba-tiba polisi datang. Ia dituduh membawa senjata tajam dan telah mengancam keselamatan orang lain. Ia dihukum 2 tahun penjara. Saat ia sudah keluar dari penjara dan pulang ke kampung halaman, konflik kembali terjadi. Yusak sudah bertekad ingin melawan Haji Badar dengan jalan primitif: parangmaya. Akan tetapi, ia sudah memeluk Islam. Hal itu ia ceritakan pada Kitai Mangin, sepupu yang ‘sudah ia anggap saudara sendiri’. Kitai Mangin melarangnya melakukan hal tersebut. Dari koran yang dibawa Pak Setya, Yusak tahu Haji Badar mati mengenaskan karena parangmaya. Bukan ia yang melakukannya, melainkan Kitai. |