538312
Kapan badai akan berlalu : suara- suara kritis cendekiawan menghendaki perubahan / Abdurrahman Wahid, Adi Sasono, Afan Gafar, Arief Budiman, Delia Noer, Dewi Fortuna Anwar, Emil Salim, Faisal H. Basri, Goenawan Mohamad, Hermawan Sulistyo, M. Amien Rais, M. Dawam Rahardjo, MAswadi rauf, Mochtar Pabottinggi, Nurcholis Madjid, Riswanda Imawan, Rudini, Sardjono Jatiman, Sjahrir, Sumitro Djojohadikusumo, Syamsuddin Haris, Y.B. Mangunwijaya; editor ABD. Rohim Ghazali
|
Judul Seri
|
:
|
|
Judul Asli
|
:
|
|
Isi
|
:
|
Isi : Bagian pertama : problem? Permasalahan kini bukan lagi menyangkut moneter : perekonomian kita baru akan pulih sekitar dua hingga tiga tahun lagi – Lima factor penyebab krisis : dana itu harus dipakai untuk mereka yang bila tanpa dana itu mereka tidak bisa makan -- Salah alamat jika kita menyalahkan Bank Dunia : kita selayaknya menyalahkan diri kita sendiri – Bank Dunia adalah bank berkerangka kerja bisnis : dalam skala global, ukuran keberhasilan bank dunia adalah melayani kepentingan AS – Kondisinya sangat gawat : urusan duit taka da kaitannya dengan nasionalisme ? – Situasi Indonesia paling buruk di antara negara-negara lain : gejolak rupiah tidak semata-mata imbas dari krisis mata uang baht atau won – Krisis paling parah sepanjang orde baru : menungggu inisiatif perubahan dari “atas” barangkali merupakan pilihan terbaik – RAPBN 98/99 adalah anggaran terburuk dalam sejarah orde baru : banyak pengamat memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia negatif – Tidak pernah kepercayaan rakyat turun serendah ini : perhitungan-perhitungan politik cenderung mengandaikan cetevis patribus – Situasi tahun 1998 lebih kompleks dari pada tahun 1965 : masyarakat bingung mencari acuan dan mudah terserang isu -- Orde baru sudah bangkrut : siapa yang mau berubah secara radikal? – Kita hidup dalam terowongan paternalism : langkah yang harus ditempuh Mega atau Amien adalah action –Indonesi tengah menghadapi dua pilihan krusial : pengawetan status quo entah sampai kapan atau pembaruan sekaligus penyegaran kemapanan? Bagian kedua : solusi ? Pentingnya dialog untuk meredam badai : selama 30 tahu, orde baru tak terkoreksi dan tak terkontrol secara politik – Kuncinya, reformasi politik : agar pemerintah dapat memberikan rasa kebanggaan berbangsa dan bernegara – Reformasi politik harus digelindingkan terus : dari mana kita mesti mulai – Memilih di titik mana paling efektif melakukan perubahan : menurut saya adalah pembinaan pendapat umum -- Walau Pak Harto terpilih lagi, pasti ada perubahan : yang berubah, mungkin, perilaku – Mencari raja baru, tanpa melupakan yang lama : “raja adil raja disembah, raja zalim raja disanggah – Keterbukaan tak dapat ditawar : bisa jadi, gejolak ekonomi saat ini adalah reaksi dari masyarakat yang frustasi – Persyaratan IMF memang sakit, tapi perlu : runtuhnya rupiah adalah sebuah kesaksian bahwa setidaknya ada dua Indonesia – Koalisi sipil-militer untuk kepemimpinan politik : siapa yang akan mengambil inisiatif lebih dahulu? – Refromasi membutuhkan aliansi : system yang berlangsung selama ini tidak adaptif terhadap perubahan – Birokrasi harus semakin demokratis : tuntutan rakyat kini semakin beragam – Di mana pun, yang memperbarui itu generasi muda, generasi muda harus sadar akan panggilan zamannya – Enam agenda reformasi : siapa pun yang dipilih oleh mekanisme untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden perlu kita dukung – Dua langkah reformasi yang harus ditempuh : diperlukan ketulusan dan kesungguhan
|
Jenis Bahan
|
:
|
Monograf (teks) (volume)
|
Kreator
|
:
|
Abdurrahman Wahid, Kiai Haji, 1940-2009 ((penulis) -) - (Walau Pak Harto terpilih lagi, pasti ada perubahan : yang berubah, mungkin, perilaku) Rohim Ghazali, Abd., 1967- Abdurrahman Wahid Adi Sasono ((Penulis) -) - (Bank Dunia adalah bank berkerangka kerja bisnis : dalam skala global, ukuran keberhasilan bank dunia adalah melayani kepentingan AS -- Enam agenda reformasi : siapa pun yang dipilih oleh mekanisme untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden perlu kita dukung) Afan Gafar ((Penulis) -) - (Reformasi politik harus digelindingkan terus : dari mana kita mesti mulai) Arief Budiman ((Penulis) -) - (Koalisi sipil-militer untuk kepemimpinan politik : siapa yang akan mengambil inisiatif lebih dahulu?) Delia Noer ((Penulis) -) - (Mencari raja baru, tanpa melupakan yang lama : “raja adil raja disembah, raja zalim raja disanggah) Dewi Fortuna Anwar, 1958- ((Penulis) -) - (Situasi Indonesia paling buruk di antara negara-negara lain : gejolak rupiah tidak semata-mata imbas dari krisis mata uang baht atau won) Emil Salim, 1930- ((Penulis) -) - (– Lima faktor penyebab krisis : dana itu harus dipakai untuk mereka yang bila tanpa dana itu mereka tidak bisa makan) Faisal H. Basri ((Penulis) -) - (RAPBN 98/99 adalah anggaran terburuk dalam sejarah orde baru : banyak pengamat memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia negatif) Goenawan Mohamad, 1941- ((Penulis) -) - (Persyaratan IMF memang sakit, tapi perlu : runtuhnya rupiah adalah sebuah kesaksian bahwa setidaknya ada dua Indonesia) Hermawan Sulistyo ((Penulis) -) - (Tidak pernah kepercayaan rakyat turun serendah ini : perhitungan-perhitungan politik cenderung mengandaikan cetevis patribus -- Kuncinya, reformasi politik : agar pemerintah dapat memberikan rasa kebanggaan berbangsa dan bernegara) Amien Rais, M. 1944- ((Penulis) -) - (Indonesi tengah menghadapi dua pilihan krusial : pengawetan status quo entah sampai kapan atau pembaruan sekaligus penyegaran kemapanan? -- Dua langkah reformasi yang harus ditempuh : diperlukan ketulusan dan kesungguhan) Dawam Rahardjo, M. ((Penulis) -) - (Kondisinya sangat gawat : urusan duit taka da kaitannya dengan nasionalisme ?) Maswadi Rauf, 1946- ((Penulis) -) - (Keterbukaan tak dapat ditawar : bisa jadi, gejolak ekonomi saat ini adalah reaksi dari masyarakat yang frustasi) Pabottinggi, Muchtar, 1945- ((Penulis) -) - (Orde baru sudah bangkrut : siapa yang mau berubah secara radikal?) Nurcholis Madjid, 1939-2005 ((Penulis) -) - (Kita hidup dalam terowongan paternalism : langkah yang harus ditempuh Mega atau Amien adalah action -- Memilih di titik mana paling efektif melakukan perubahan : menurut saya adalah pembinaan pendapat umum) Riswanda Imawan ((Penulis) -) - (Reformasi membutuhkan aliansi : system yang berlangsung selama ini tidak adaptif terhadap perubahan) Rudini ((Penulis) -) - (Birokrasi harus semakin demokratis : tuntutan rakyat kini semakin beragam) Sardjono Jatiman ((Penulis) -) - (Situasi tahun 1998 lebih kompleks dari pada tahun 1965 : masyarakat bingung mencari acuan dan mudah terserang isu) Sjahrir ((Penulis) -) - (Salah alamat jika kita menyalahkan Bank Dunia : kita selayaknya menyalahkan diri kita sendiri) Sumitro Djojohadikusumo, 1917-2001 ((penulis) -) - (Permasalahan kini bukan lagi menyangkut moneter : perekonomian kita baru akan pulih sekitar dua hingga tiga tahun lagi) Syamsuddin Haris ((Penulis) -) - (Krisis paling parah sepanjang orde baru : menungggu inisiatif perubahan dari “atas” barangkali merupakan pilihan terbaik -- Pentingnya dialog untuk meredam badai : selama 30 tahu, orde baru tak terkoreksi dan tak terkontrol secara politik) Mangunwijaya, Y. B. 1929-1999 ((Penulis) -) - (Di mana pun, yang memperbarui itu generasi muda, generasi muda harus sadar akan panggilan zamannya)
|
Penerbitan
|
:
|
Mizan
|
No. Panggil
|
:
|
330.959 8 KAP 330.959 8 ABD k
|
Konten Digital
|
:
|
Tidak Tersedia
|
Ketersediaan
|
:
|
2 dari 2 Item
|
|
|
|
|