| Judul |
Desa wisata herbal Catur, Kintamani, Bali / penulis, Dr. Dermawan Waruwu, M.Si., Dr. Ni Made Diana Erfiani, M.Hum., I Putu Darmawijaya, M.Si., Natalia Sri Endah Kurniawati, MSA. |
| Abstrak |
Desa Catur terkenal dengan objek wisata herbal serta sejuk dengan suhu sekitar 18 – 20 derajat Celsius dan sering diselimuti kabut karena berada pada ketinggian 1.250 meter dari permukaan laut (Desa Catur, 2018); (Waruwu & et.al, 2020). Desa ini terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Desa Catur berada di antara pegunungan Penulisan, pegunungan Batur, pegunungan Catur, dan pegunungan Pucak Mangu. Desa Catur memiliki letak yang strategis karena berada di antara Kabupaten Bangli, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Buleleng. Topografi berbukit-bukit serta suhu yang sejuk membuat tanaman dari berbagai jenis tumbuh subur di wilayah ini. Pengembangan tanaman herbal dimulai dari proses penanaman dan pendampingan sampai pada pengolahan produk tanaman herbal agar khasiatnya dapat dimanfaatkan oleh penduduk Desa Catur tersebut. Penduduk sudah merasakan manfaat dari minyak herbal ini yang harganya sangat mahal di pasaran serta digunakan untuk pengobatan luar seperti kekakuan otot, luka bakar, gatal, anti serangga, anti bengkak, anti inflamasi, melancarkan peredaran darah, dan berbagai produk herbal lainnya. Pendampingan perawatan kebun, pengolahan tanaman, dan pemasaran secara online maupun offline terus dilakukan sampai saat ini. Buku berjudul Desa Wisata Herbal karya Dr. Dermawan Waruwu bersama tim merupakan salah satu karya menarik dan unik di era pandemi Covid-19 ini. Keunikan buku ini terletak pada pengembangan Desa Wisata berbasis herbal di Desa Catur, Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Buku Desa Wisata Herbal ini memberikan informasi tentang pentingnya produk herbal bagi kehidupan manusia, tantangan pengembangan desa wisata herbal, tahapan pengembangan desa wisata herbal, dan keberlanjutannya dalam era digital yang berkembang pesat saat ini. Selain itu, buku ini menjadi bahan petunjuk bagi masyarakat dan khususnya kepada wisatawan agar senantiasa meningkatkan kualitas kesehatannya serta menambah wawasan pengetahuan tentang pelestarian lingkungan. Dengan demikian, Desa Wisata Herbal menjadi destinasi wisata baru di Kabupaten Bangli pada khususnya dan Provinsi Bali pada umumnya. |