Abstrak |
Wahai semesta, lagi! Berilah aku pengecewaan, kalau bisa beruntun, biar sekalian greget. Dahulu aku pernah bilang seperti ini juga, sekali besoknya, aku terpeleset di pasar sewaktu berbelanja, dan dilihat orang banyak, rubuh, rusak mentalku semenjak itu. Malu semalu malunya, kalimat yang saat itu aku ikrarkan malah jadi blunder, dengannya seolah aku ditampar ' sok kuat kau, Cuk! Sekarang aku serius mengatakannya. Beri aku itu biar aku mencoba tegar, biarkan aku menangis sejenak, biarku menyepi, atau barangkali menertawai, biarkan aku merenung, biarkan aku bangkit dan bertahan kemudian aku menang dari satu ujian. |